Mahjong Ways 2, Scatter Hitam, dan Kabut Tipis Gunung Rinjani
Orang bilang, keberuntungan itu misteri. Ada yang percaya pakai jimat, ada yang rajin mandi kembang tiap malam Jumat. Tapi buat sebagian penghuni warung kopi digital tempat obrolan ngelantur dan receh bercampur jadi satu—mitos keberuntungan punya rupa lain: Mahjong Ways 2, scatter hitam, dan kabut tipis dari puncak Rinjani. Tiga hal itu bisa jadi cuma kebetulan, atau bisa juga pertanda.
Saya pertama kali denger tentang Mahjong Ways 2 dari seorang teman lama yang entah kenapa selalu muncul di masa-masa dompet lagi tipis. Dia nongol bawa kabar, bukan tentang kerjaan baru, bukan juga utang lama, tapi soal satu permainan yang katanya lebih sering kasih harapan daripada mantan.
Dia menyebut satu istilah yang bikin saya mikir dua kali: scatter hitam. Katanya, ini bukan fitur biasa. Ini tanda langka, penanda momen. Kalau sampai muncul, harus waspada. Bisa jadi pertanda rejeki numpang lewat. Tapi ada yang lebih ganjil: dia selalu main di jam yang sama, sekitar jam dua dini hari, waktu udara mulai berubah jadi dingin, kabut turun pelan-pelan dari pegunungan. Dia bilang, waktu itu waktu keramat. Waktu di mana mesin mulai lunak, dan keberuntungan turun lewat sela kabut seperti bisikan kakek tua yang tahu angka-angka gaib.
Scatter Hitam dan Harapan yang Nanggung
Orang bisa ketawa, tentu saja. Scatter hitam itu cuma gambar. Tapi dalam dunia permainan yang isinya angka dan simbol, gambar bisa jadi mitologi. Bagi mereka yang tekun main tiap malam, scatter hitam bukan lagi sekadar simbol, tapi momen sunyi yang bisa bikin deg-degan.
Ada pemain di komunitas daring yang ngaku lihat scatter hitam dua kali dalam seminggu, pas sedang hujan gerimis dan radio di rumah tetangga nyetel lagu dangdut klasik. Kayak ada sinkronisasi, tulisnya di forum, yang entah serius atau sekadar menghibur diri. Tapi anehnya, banyak yang setuju. Mereka mulai main di jam-jam aneh. Antara jam 01.45 sampai 03.10, katanya. Ada yang nyebut jam sakral itu sebagai jam kabut turun dari Rinjani.
Saya sempat menganggap ini bagian dari upaya kolektif manusia untuk memberi makna pada hal yang tak pasti. Tapi setelah iseng mencoba sendiri di jam-jam itu, entah kenapa hasilnya memang agak beda. Bukan soal menang atau kalah, tapi soal sensasi. Ada perasaan sedang menantang alam. Seolah Rinjani dari kejauhan ikut memperhatikan, sambil mengembuskan kabut ke layar ponsel.
Rinjani dan Imajinasi Kolektif Warga Daring
Gunung Rinjani, dalam mitos lokal, bukan tempat sembarangan. Tempat bersemayamnya Dewi Anjani, tempat semedi, tempat banyak permintaan disampaikan diam-diam. Mungkin karena itu, beberapa komunitas percaya bahwa waktu kabut Rinjani turun, suasana jadi lentur, dan keberuntungan bisa ditarik, asal tahu cara mengetuknya.
Tidak ada penjelasan ilmiah, tentu. Tidak ada statistik valid atau grafik naik turun yang bisa membuktikan kalau jam dua pagi benar-benar lebih ramah. Tapi buat mereka yang tiap malam bergelut dengan layar dan harapan tipis, kabut Rinjani jadi lebih dari sekadar cuaca. Ia menjelma ritual, jadi bagian dari strategi, walau tak semua mau mengakuinya.
Dalam banyak hal, Mahjong Ways 2 bukan cuma permainan. Ia ruang tunggu. Tempat orang menyimpan asa, melempar keberanian kecil, dan berharap bisa pulang bawa sedikit kemenangan. Scatter hitam jadi momen langka yang dinanti, kabut jadi suasana yang dipercayai, dan Rinjani... jadi semacam saksi diam dari semua ini.
Akhirnya, Semua Kembali pada Naluri
Apakah ini semua cuma sugesti? Bisa jadi. Tapi apa bedanya sugesti dengan keyakinan kecil yang membuat kita bertahan? Dalam dunia yang makin cepat dan datar, mitos-mitos digital seperti ini jadi pelarian, sekaligus pengikat komunitas. Sama seperti legenda urban, rumor jam-jam gacor Mahjong Ways 2 akan terus hidup. Diulang-ulang. Diubah sedikit. Tapi tetap dipercaya.
Karena selama masih ada malam, masih ada layar yang menyala, dan kabut yang pelan-pelan turun dari puncak Rinjani, maka selalu ada orang yang duduk sambil menunggu scatter hitam muncul sekali lagi.